Selasa, 18 Februari 2020

Bantu Umkm Bulog Garap Industri Pakan Ternak

Jakarta - Miri, keledai tiga kaki, berdiri antara beberapa puluh hewan cacat yang ada dalam tempat penampungan serta pengamanan hewan namanya Freedom Farm.

Tidak hanya Miri, ada juga Gary seekor domba dengan kaki depan yang dilindungi kawat serta Omer seekor kambing buta.

Freedom Farm di Moshav Olesh, Israel, adalah salah satu tempat perlindungan buat hewan-hewan cacat.

Tempat ini dibangun oleh aktivis perlindungan hewan, Adit Romano, 52 tahun, seorang bekas entrepreneur serta Meital Ben Ari, 38 tahun yang dahulu kerja di bagian tehnologi.



Ada juga seputar 240 hewan yang dikembang biakkan untuk dikonsumsi.

Bila Anda ingin buka hati orang pada hewan-hewan cacat, karena itu kita harus bawa mereka lebih dekat,"" kata Romano, sekalian membelai dua babi namanya Yossi serta Omri, Rabu, 19 Maret 2019.

Romano bercerita sebagian dari hewan-hewan cacat itu dikirim oleh beberapa peternak yang ingin hewan-hewan itu diselamatkan.

Bekasnya ialah hewan cacat yang diketemukan terlantar.

Baca: DOC Ayam Joper Jawa Barat

Tempat ini menjari rumah buat hewan cacat seperti keledai berkaki tiga, sapi dengan kaki prostetik (palsu) sampai kambung buta.

REUTERS/Nir EliasMenurut Ben Ari, beberapa anak dengan keperluan spesial benar-benar nikmati tour di Freedom Farm yang mempunyai luas seputar lima hektar diperlengkapi satu padang rumput, kandang-kandang serta gudang gandum.

Freedom Farm berada di Moshav Olesh yaitu satu komune pertanian di Israel tengah.

Penghuni paling baru di Freedom Farm ialah Nir, yaitu sapi berumur lima bulan, yang salah satunya kakinya remuk hingga harus diamputasi serta memakai kaki palsu.

“Saya cemas mengenai hari esok kemanusiaan serta lokasi ini sudah jadi satu tempat keinginan,” kata Shira Breuer, 56 tahun, pengunjung Freedom Farm waktu hadir bersama dengan ayahnya yang berumur 84 tahun.

Freedom Farm menggalang dana lewat internet untuk ongkos pengerjaan anggota badan bikinan serta perawatan kesehatan hewan-hewan bernasib malang ini.

Cara barusan dikerjakan sebab ongkos untuk menjalankan tempat penampungan ini tidak murah atau diperlukan dana seputar US$ 1 juta atau seputar Rp 14 miliar per tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar